Neraca perdagangan yang baik adalah kondisi dimana suatu daerah mengalami surplus perdagangan. Hal ini dapat membantu untuk meningkatkan perekonomian daerah, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan nasional dengan mempertimbangkan faktor lain seperti perdagangan bebas.
Batam yang termasuk dalam kawasan perdagangan bebas berhasil menciptakan surplus perdagangan tahun 2022 sebesar US$ 2.263,54 Juta atau setara 33,67 Triliun. Surplus perdagangan tahun 2022 didukung oleh nilai ekspor Batam 2022 yang mengalami kenaikan 31,79% dari US$ 11.808,09 Juta menjadi US$ 15.562,17 Juta.
Nilai impor Batam secara tahunan juga masih mengalami peningkatan yaitu sebesar 22,73%, namun tidak lebih tinggi dari nilai ekspor. Sepanjang tahun 2022, Batam hampir setiap bulan mengalami surplus perdagangan. Hanya pada bulan Maret saja, Batam mengalami defisit perdagangan.
Negara tujuan ekspor Batam terbesar yaitu Singapura, Amerika Serikat, Tiongkok, Denmark, dan India. Negara Singapura menempati posisi pertama dengan besaran distribusi mencapai 41% atau setara Rp. 94,9 Triliun.
Disisi lain negara asal impor yaitu Tiongkok, Singapura, Taiwan, Jepang dan Jerman. Impor dari negara Tiongkok mendominasi impor barang Batam yaitu sebesar 33,4%.
Sektor penyumbang ekspor terbesar adalah mesin peralatan listrik, Mesin Pesawat Mekanik, dan Migas. Sedangkan Impor terbesar adalah mesin peralatan listrik, mesin pesawat mekanik, dan benda dari besi dan baja.
H. Muhammad Rudi selaku kepala BP Batam sekaligus Walikota Batam senantiasa mendorong ekspor Batam. Pembangunan infrastruktur hingga akses kawasan industri dilakukan agar dapat mendorong ekspor yang tinggi. Hasil dari upaya kepala BP Batam sekaligus Walikota Batam tersebut kini dapat dilihat dengan capaian surplus perdagangan.